Selasa, 01 Januari 2008

DESAIN STUDI CROSS SECTIONAL

CROSS-SECTIONAL STUDY (STUDI POTONG LINTANG)

  • Studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi maupun hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan, penyakit atau karakteristik terkait kesehatan lainnya secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada satu saat. Karakter : status paparan dan penyakit diukur pada saat yang sama.
  • Data yang dihasilkan adalah data prevalensi, maka disebut juga survei prevalensi. Studi potong lintang pada dasarnya adalah survei. SKRT (Survei Kesehatan Rumah tangga) dan Surveilans merupakan studi potong lintang.

JENIS STUDI POTONG LINTANG

  • Potong lintang Deskriptif : meneliti prevalensi penyakit , paparan atau keduanya, pada suatu populasi tertentu.
  • Studi potong lintang analitik : mengumpulkan data prevalensi paparan dan penyakit untuk tujuan perbandingan perbedaan-perbedaan penyakit antara kelompok terpapar dan kelompok tak terpapar, dalam rangka meneliti hubungan antara paparan dan penyakit

KEKUATAN :

  1. Mudah dan murah
  2. Desain yang efisien untuk mendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan distribusi sejumlah karakteristik populasi.
  3. Bermanfaat untuk memformulasikan hipotesis hubungan kausal yang akan diuji dalam studi analitik lainnya, seperti kasus kontrol dan kohor
  4. Tidak memaksa subjek mengalami faktor yang merugikan kesehatan (faktor resiko)

KELEMAHAN :

  1. Validitas penilai hubungan kausal menuntut sekuensi waktu yang jelas antara paparan dan penyakit (yaitu paparan harus mendahului penyakit), karakteristik ini sulit dipenuhi dalam studi potong lintang, sehingga penggunaan desain studi ini terbatas untuk menganalisis hubungan kausal paparan dan penyakit.
  2. Penggunaan data prevalensi, padahal dalam penelitian faktor resiko dan etiologi penyakit menuntut penggunaan data insidensi penyakit.

Tidak ada komentar: